Sekertariat

JL. Raya Sruwen Karanggede 14 KM Gentan Susukan Semarang Jawa Tengah 50777 cp : 085853644336

Motivasi

Sabtu, 15 Februari 2014

Laziz Peduli Anak Asuh Indonesia



Laziz Peduli Anak Asuh Indonesia
LPAAI  adalah mediator yang amanah dalam menyalurkan santunan kepada anak asuh kami yang notabene mereka adalah dari kalangan yatim,piatu, yatim piatu, dhuafa’ dan anak jalanan.
Lembaga ini berdiri dibawah naungan yayasan darur robbani yang berdomisili di Desa Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah 50777
            Berdirinya LPAAI ini atas saran dan masukan dari kaum muslimin yang memiliki rasa sosial yang tinggi dan kepedulian terhadap anak anak yang tidak memiliiki masa depan yang jelas, anak anak yang memiliki beban psikis maupun mental seperti anak yatim piatu dan anak jalanan. Karena hidup dalam keadaan yatim dan serba kekurangan adalah suatu penderitaan yang berat. Anak yatim lagi miskin cenderung dipandang sebelah mata oleh banyak orang, karena identik dengan keterbelakangan pendidikan, wawasan, tidak terurus dan menjadi obyek belas kasihan orang, itulah predikat yang biasa melekat pada diri anak yatim.
            Sehingga kondisi keterlantaran dan kekurangan umumnya akan menghambat poerkembangan pribadi anak dan wawasannya dan tidak jarang menjadi penghalang besar bagi seorang anak untuk maju dan berprestasi dalam pendidikan. Terlebih lagi di era sekarang ini banyak lembaga pendidikan yang lebih berorientasi komersial.
            Oleh karena itu lembaga ini berdiri untuk mematahkan opini diatas, karena banyak sekali orang-orang hebat yang terlahir dari rahim para janda, mereka hidup sebagai anak yatim lagi miskin. Mereka mampu membuktikan bahwa keyatiman dan kemelaratan bukan menjadi penghalang untuk meraih kedudukan tertinggi di dalam agama dan masyarakat.
            Diatas asa anak yatim piatu inilah, media ini dibangun sebagai mediator yang amanah dalam memperdayakan santunan, mendidik  untuk anak yatim, piatu, yatim piatu dan anak jalanan, agar mereka mendapatkankan fasilitas dalam kehidupan serta pendidikan mereka. Sehingga prestasi dan kesuksesan akan diraih untuk mencerahkan masa depan mereka.
            Media ini juga memiliki program pendidikan yang bernama Pondok Pesantren Islam Darur Robbani yang berdiri pada bulan Maret 2000, dibawah payung Yayasan Darur Robbani dengan No. Statistik Pondok: 042332203032, yang berdomisili di Desa Gentan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.
Sebagai cikal bakal Pondok Pesantren Islam Darur Robbani yang mengasramakan anak-anak yatim piatu, fakir miskin yang ditampung diasrama panti Al Musthofa yang sudah lama dirintis oleh keluarga H. Sudiyono (Alm.) dan mengambil anak asuh dan memberi beasiswa anak kampung yang tidak bisa sekolah. Untuk melembagakan pendidikan Panti Asuhan Yatim Piatu Al Musthofa diformalkan menjadi Pondok Pesantren Islam Darur Robbani.

Peduli Sesama Umat Manusia


Kami dari Yayasan Darur Robbani turut prihatin atas apa yang sedang dialami saudara kita di Kediri Jawa Timur.
Dan kami mengajak kepada seluruh umat manusia diseluruh dunia untuk saling peduli terhadap sesama, terutama terhadap para pengungsi gunung kelud di Kediri Jawa Timur, karena mereka sangat membutuhkan  sandang, pangan, serta obat obatan.  
Salurkan bantuan anda lewat Laziz Yasdari
BANK            : BRI
UNIT              : SUSUKAN SALATIGA
NO.REK         : 6042-01-008762-53-1
A/N                 : YAYASAN DARUR ROBBANI
NO. HP           : 085853644336
Kami akan bekerja sama dengan FKAM Boyolali untuk menyalurkan bantuan kepada para pengungsi Kediri jawa timur.  
Salah seorang pepatah mengatakan : “Jika kita ingin kaya, maka kita harus memenuhi sebanyak banyaknya kebutuhan orang lain terlebih dahulu”


Jumat, 14 Februari 2014

Iri dan Dengki



Banyak orang tak bisa mengelakkan dirinya dari sifat iri dan dengki. Dengki kepada kawan yang baru naik jabatan, dengki kepada tetangga yang punya mobil mewah, dengki kepada saudara yang anaknya sarjana dan berpenghasilan tinggi dan lain sebagainya. Kedepan, abad globalisasi dan keterbukaan semakin pula membuka 'kran hati' untuk saling mendengki. Karena ukuran globalisasi identik dengan materi. Orang pun semakin tak bisa mengendalikan hati. Lebih lanjut kita uraikan berikut ini.
Hakekat Dengki
Rasa dengki dan iri baru tumbuh manakala orang lain menerima nikmat. Biasanya jika seseorang mendapatkan nikmat, maka akan ada dua sikap pada manusia. Pertama, ia benci terhadap nikmat yang diterima kawannya dan senang bila nikmat itu hilang daripadanya. Sikap inilah yang disebut hasud, dengki dan iri hati. Kedua, ia tidak menginginkan nikmat itu hilang dari kawannya, tapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat semacam itu. Sikap kedua ini dinamakan ghibthah (keinginan). Yang pertama itulah yang dilarang sedang yang kedua diperbolehkan.
Sebagian Kisah Al Qur'an tentang Orang-orang yang Dengki
Dalam bahasa sarkasme, orang pendengki adalah orang yang

Kamis, 13 Februari 2014

Telah Meninggal Dunia



 “Innalillahi wainna ilaihi roji’uun…”

Kami dari keluarga besar LAZIZ YASDARI, Mengucapkan turut Berbela Sungkawa atas meninggalnya saudara kita

ULIN NADZIF Al-Hadfidz

hari ini pada Pukul 13.30 WIB
dalam perjalanan pulang dari rumah sakit

Beliau Menyelesaikan Progam Tahfidz di Ma'had Aly Al-Furqan
kemudian melanjutkan Kuliah di Stid Mohammad Natsir

Semoga Allah merahmati beliau.
Amin.

Rabu, 12 Februari 2014

BENCANA: AZAB ATAU UJIAN?




Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum yang melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR. Ahmad)
Cobaan dan ujian adalah sunnatullah yang Allah ‘berlakukan’ terhadap hamba-hamba-Nya di muka bumi. Ada beberapa gambaran mengenai hal ini dari Alquran dan hadits. Setidaknya seperti berikut.
1. Cobaan dan ujian adalah sarana untuk mengungkap keimanan seseorang; apakah ia benar-benar beriman atau tidak.
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3)

7 CIRI 'SOK TAHU'




'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.
1.       Enggan Membaca
Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui. 
Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

Hati-hati dengan HATI ....



Seorang pria telungkup di tengah lapangan yang luas di bawah teriknya sinar matahari, dengan tas disampingnya. Lalu segerombolan orang menghampiri dan memeriksa keadaan pria tersebut. Meninggal, kata salah satu orang gerombolan tersebut. Mereka kemudian sepakat membuka tas disamping pria itu dan mencari tahu apa yang sebenarnya yang terjadi. Ternyata mereka semua berpikiran sama, andai tas itu terbuka sesaat sebelumnya, maka pria tersebut mungkin tidak meninggal dalam keadaan seperti ini.
Apakah isi tas itu?? Hayo apa ayoo? Ternyata isi tas itu adalah parasut. Parasut itu gagal terbuka pada saat si pria melakukan terjun payung. Memang sangat menyedihkan dan naas. Parasut jadi penentu keselamatan jiwa para penerjun payung. Dan...begitu jugalah hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka, open heart-lah istilahnya gitu. Hati akan menjadi penyelamat. Kita akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berprilaku lebih mulia. Jangan biarkan hati tertutup dengan butir-butiran kotoran hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan. Karena pada keadaan tertentu, kotoran hati tidak dapat dibersihkan dengan hanya sekali-dua kali kilapan 'wing porselen'!! Kotoran hati tersebut sudah menjadi bagian dari prilaku dan sikap keseharian manusia.
Oleh karena itu :